Saham
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Saham biasanya menunjuk kepada bagian pemilikan sebuah perusahaan.
[sunting] Sejarah
Perusahaan pertama yang mengeluarkan saham diperkirakan adalah Stora Kopparberg pada abad 13.
[sunting] Tipe
Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock), saham preferen (preferred stock), saham harta (treasury stock), dan saham kelas ganda (dual class stock). Saham preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi dibanding saham biasa dalam pembagian dividen
dan aset, dan kadangkala memiliki hak pilih yang lebih tinggi seperti
kemampuan untuk memveto penggabungan atau pengambilalihan atau hak
untuk menolak ketika saham baru dikeluarkan (yaitu, pemgang saham
preferen dapat membeli saham yang dikeluarkan sebanyak yang dia mau
sebelum saham itu ditawarkan kepada orang lain). Saham yang biasa
dijual di bursa efek
adalah saham biasa dan saham preferen tidak diperjualbelikan di bursa
efek. Struktur kelas ganda memiliki beberapa kelas saham (contohnya,
Kelas A, Kelas B, Kelas C) masing-masing dengan keuntungan dan
kerugiannya sendiri-sendiri. Saham harta adalah saham yang telah dibeli
balik dari masyarakat.
[sunting] Aplikasi
Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia,
pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut
juga dengan 1 lot. Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) bisa
diperjualbelikan secara over the counter. Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara:
- Meningkatnya nilai kapital (capital gain).
- Mendapatkan dividen.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual listing saham di
Bursa Efek Jakarta dan New York Stock Exchange. Saham yang
diperjualbelikan di NYSE tersebut biasa dikenal dengan American
Depositary Receipt (ADR). Harga saham, bisa naik atau pun turun,
seiring dengan situasi dan kondisi yang ada. Pada saat krisis moneter
pada tahun 1998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan
barometer saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai di bawah
400. Hal ini menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under value. Dalam periode 2002-2006, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah beberapa kali memecahkan rekor.
Untuk bisa menilai apakah sebuah saham bernilai mahal atau murah, biasanya digunakan rasio perhitungan seperti Earnig-per-Share (EPS), Price-to-Earning Ratio (PER), Price-to-Book Value
(PBV) dan lain-lain. Untuk berinvestasi di saham, disarankan untuk
melakukan teknik valuasi terlebih dahulu dan uang yang hendak
diinvestasikan disebar di dalam beberapa saham, agar resiko bisa
dibagi. Selain itu, banyak ahli (Jeremy J. Siegel, James P.
O'Shaughnessy) menyarankan agar berinvestasi di dalam saham dilakukan
dalam jangka panjang. Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-20
tahun untuk bisa mendapatkan hasil yang signifikan dalam berinvestadi
di dalam saham.
[sunting] Lihat pula
[sunting] Referensi
- Martin Whitman, [Third Avenue Value Fund, in Third Avenue Funds Letters to Our Shareholders, Q4, 2004.
[sunting] Pranala luar
- oldest share - the oldest share in the world (Voc 1606)
- Bursa Efek Jakarta
0 komentar
Post a Comment